1. Kriteria
dan prinsip etika utilitarianisme !
Ada tiga kriteria
objektif dijadikan dasar objektif sekaligus norma untuk menilai kebijaksanaan
atau tindakan.
a) Manfaat
: bahwa kebijkaan atau tindakan tertentu dapat mandatangkan manfaat atau
kegunaan tertentu.
b) Manfaat
terbesar : sama halnya seperti yang di atas, mendatangkan manfaat yang lebih
besar dalam situasi yang lebih besar. Tujuannya meminimisasikan kerugian
sekecil mungkin.
c) Pertanyaan
mengenai menfaat : manfatnya untuk siapa? Saya, dia, mereka atau kita.
Atas dasar ketiga
Kriteria tersebut, etika Utilitarianisme memiliki tiga pegangan yaitu :
-
Tindakan yang baik dan tepat secara
moral.
-
Tindakan yang bermanfaat besar.
-
Manfaat yang paling besar untuk paling
banyak orang.
2. Nilai
positif etika utilitarianisme !
a)
rasionalitasnya,
maksudnya prinsip moral yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bisa kita
persoalkan keabsahannya. Justru sebaliknya, utilitarianisme memberi kriteria
yang objektif mengapa suatu tindakan dianggap baik.
b)
utilitarianisme
sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap orang dibiarkan bebas
untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan hanya memberinya ketiga kriteria
objektif dan rasional tadi.
c)
unsur positif yang lain adalah universalitasnya, yaitu
berbada dengan etika teleologi lainnya yang terutama menekankan manfaat bagi
diri sendiri atau kelompok sendiri, etika utilitarianisme justru mengutamakan
manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang.
3.
Sebutkan utilitarianisme
sebagai proses dan standart penilaian !
Etika ultilitarinisme juga dipakai
sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijakan yang telah dilakukan.
Keriteria – keriteria di atas dipakai sebagai penilai untuk mengetahui apakah
tindakan atau kebijakan itu baik atau tidk untuk dijalankan. Yang paling pokok
adalah tindakan atau kebijakan yng telah terjadi berdasarkan akibat dan konsekuensinya
yaitu sejauh mana ia menghasilkan hasil terbaik bagi banyak orang.
Sebagai penilaian atas tindakan atau kebijakasanaan yang sudah terjadi, criteria etika ultilitarinisme dapat juga sekligus berfungsi sebagai sasaran atau tujuan ketika kebijaksanaan atau program tertentu yng telah dijalankan itu akan direvisi.
Sebagai penilaian atas tindakan atau kebijakasanaan yang sudah terjadi, criteria etika ultilitarinisme dapat juga sekligus berfungsi sebagai sasaran atau tujuan ketika kebijaksanaan atau program tertentu yng telah dijalankan itu akan direvisi.
Etika ultilitarinisme sangat cocok
dipakai untuk membuat perencanaan dan evaluasi bagi tindakan atau kebijakan
yang berkaitan dengan orang banyak. Dipakai secara sadar atau tidaak sadar
dalam bidang ekonomi, social, politik yang menyangkut kepentinagan orang
banyak.
a)
Manfaat
merupakan sebuah konsep yang begitu luas sehingga dalam praktiknya malah
menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit. Karena manfaat manusia berbeda yang 1
dengan yang lainnya.
b)
Persoalan
klasik yang lebih filosofis adalag bahwa etika ultilitarinisme tidak pernaah
menganggap serius suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan
nilai dari suatu tindakan sejauh kaitan dengan akibatnya. Padahal, sangat
mungkin terjadi suatu tindaakan pada dasarnya tidak baik, tetapi ternyata
mendatangkan keuntungan atau manfaat.
c)
Etika
ultilitarinisme tidk pernah menganggap serius kemauan atau motivasi baik
seseorang.
d)
Variable
yang dinilai tidaak semuanya bisa dikuantifikasi. Karena itu sulit mengukur dan
membandingkan keuntungan dan kerugian hanya berdasarkan variable yang ada.
e)
Kesulitan
dalam menentukan prioritas mana yang paling diutamakan.
f)
Bahwa
etika ultilitarinisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan
demi kepentingn mayoritas. Yang artinya etika ultilitarinisme membenarkan
penindasan dan ketidakadilan demi manfaat yang lebih bagi sekelompok orang.
Jalan keluarnya
Para filsuf yang
menganut etika ultilitarianisme antara lain menaanggapi kritik tas kelemahan =
kelemahan etika ini dengan membuat perbedaan antara ultilitarianisme aturan dan
ultilitarianisme tindakan. Itu berarti bukanlah suatu tindakan medapatkan
manfaat terbesar bagi banyak orang tetapi yang pertama kali ditanyakan adalah
apakah tindakan itu sesuai dengan aturan moral yang harus diikuti oleh semua
orang. Jadi dalam hal ini suatu tindakan dapat dilakukan jika dapat memenhuni
atau sesuai dengan aturan moral yang berlaku lalu dari situ baru kita dapat
tentukan apakah tindakan tersebut dapat mendatangkan manfaat bagi sebesar
mungkin orang.
Dengan cara ini
kita bisa mempertimbangkan secaraa serius semua hak dan kepentingan semua pihak
terkait secara sama tanpa memihak, termasuk hak dan kepentingan kita (contohnya
perusahaan). Dengan demikiaan pada akhirnya kita bis sampai pada jalan keluar
yang dapat dianggap paling maksimal menampung kepentingan semua pihak yang
terkait dan memuaskan semua pihak, walaupun bukan yang paling sempurna. Inti
dari etika ultilitarianisme adalah harapan agar kebijaksanaan atau tindakan
bisnis apa pun dan dari peusahaan manapun akan bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait yang berkepentingan, terutama dalam jangka panjang. Tetapi kalau ini
tidak memungkinkan, dimana ada pihak yang dikorbankan.
sumber :