PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH MEREK DAN IKLAN
TERHADAP
PERILAKU KONSUMEN
( Studi kasus pada PD GUCI MAS )
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN S1
“FAKULTAS EKONOMI”
2012
PROPOSAL PENELITIAN
A. JUD JUDUL : PENGARUH
MEREK DAN IKLAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN PADA PD. GUCI MAS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
JENJANG
:
STRATA I (SI)
BAB I
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
Seiring perkembangan ekonomi dan
majunya teknologi dengan pesat, maka makin berkembang pula sasaran dan tujuan
yang akan dicapai oleh organisasi atau perusahaan yang akan menyelenggarakan
suatu kegiatan. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu tetap menjalankan
usahanya serta menata manajemennya dengan baik. Adapun tujuan dari
perusahan itu sendiri adalah mempertahankan kelangsungan hidup untuk
perkembangan dan memperoleh laba.
Perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan usahanya harus mengkombinasikan berbagai bidang yang ada dalam
perusahaan itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bidang-bidang
tersebut ialah keuangan, produksi, sumber daya manusia serta pemasaran serta
bidang-bidang lainnya yang di sesuaikan dengan kondisi perusahaan. Tujuan dari
pengkombinasian empat bidang
di atas disertai bidang lainnya adalah agar barang dan jasa yang di hasilkan
berkualitas, tahan lama dan terjangkau oleh konsumen.
Dalam pembahasan mengenai merek, banyak hal yang
harus dipertimbangkan agar bagaimana produk tersebut dapat diterima oleh
konsumen. Caranya adalah menentukan bagaimana konsumen merasa puas dengan
adanya merek yang berkualitas.
Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena
kegiatan memperkenalkan dan menawarkan
produk tidak terlepas dari merek yang dihandalkan oleh perusahaan terhadap konsumen. Konsumen membandingkan apa yang mereka harapkan untuk
diterima dengan apa yang benar-benar yang mereka terima selama tahap sesudah
pembelian dalam proses pemakaian produk. Sikap konsumen memutuskan apakah
konsumen puas atau tidak dengan pembelian produk dan hasilnya, dan sikap mereka
juga membuat penilaian tentang merek, yang menempel pada produk. Walaupun
merek, dan sikap konsumen adalah konsep yang berhubungan, keduanya bukanlah
sesuatu yang benar-benar sama.
Bagi kebanyakan
perusahaan, banyak cara yang digunakan untuk membedakan produk yang
dihasilkannya dengan produk
perusahaann lain agar konsumen tidak merasa bingung pada saat membeli adalah
dengan menggunakan merek pada produknya. Disamping sebagai tanda pengenal merek
juga mempunyai fungsi lain seperti simbol prusahaan agar citranya yang baik,
pertahanan terhadap persaingan memperoleh kesetiaan konsumen dengan merek
yang bagus dan berkualitas,
konsumen tidak merasa bingung untuk membeli barang yang sama.
Kebutuhan akan adanya iklan berkembang seiring dengan meningkatnya
kebutuhan informasi yang diperlukan oleh konsumen. Hal ini yang menuntut
mempengaruhi perkembangan media iklan, baik cetak maupun elektronik yang
menjadi tempat menarik untuk memasang iklan produksi berbagai barang
secara besar-besaran mengharuskan pihak produsen membawa dan memperkenalkannya
secara aktif pada para calon konsumen dan itu harus dilakukan melalui kegiatan
periklanan. Produsen tidak bisa berdiam diri dan menunggu datangnya pembeli,
tanpa iklan para konsumen yang tinggal jauh dari pusat-pusat produksi tidak
akan memperoleh informasai mengenai adanya suatu barang yang dibutuhkan.
Dalam mengembangkan program iklan
manager pemasaran harus selalu memulai dengan mengidentifikasikan pasar sasaran
dan motif pembeli. Perusahaan tentunya harus mengadakan pendekatan dengan
konsumen agar bisa mewujudkan tujuan utama perusahaan, hal ini diwujudkan satu
diantaranya dengan melaksanakan iklan yang layak sehingga diharapkan konsumen
dapat mengerti tentang iklan
yang kita berikan.
Sebagai perusahaan bisnis untuk memberikan kualitas produk yang baik agar
memuaskan konsumennya. Dari dulu sampai sekarang perusahaan menetapkan konsep
kualitas yang memuaskan konsumen agar konsumen menikmati produk yang
dihasilkan. Oleh karena itu, konsumen mempunyai selera yang berbeda-beda
dan apabila pihak manajemen kurang tanggap dalam menyikapi perilaku konsumen,
tentunya akan berpindahnya konsumen ke perusahaan lainnya.
Situasi ini tentunya harus dapat dipahami oleh pihak manajemen perusahaan,
agar dapat memasarkan produk - produknya harus lebih berkualitas yang dapat
memuaskan konsumennya.
Berdasarkan judul di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang diberi judul PENGARUH MEREK DAN IKLAN
TERHADAP PERILAKU KONSUMEN PADA PD. GUCI MAS.
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang
penelitian yang telah dikemukakan tersebut, maka masalah yang diidentifikasikan
oleh penulis adalah :
- Apa alasan yang mendasari penggunaan merek
tersebut oleh PD. GUCI MAS
?
- Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS mudah diingat ?
- Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS bermakna ?
- Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS banyak disukai ?
- Bagaimana pendapat konsumen tentang merek perusahaan PD. GUCI MAS jika dibandingkan dengan
perusahaan lain yang sejenis ?
- Bagaimana sikap
konsumen terhadap merek PD. GUCI MAS
?
- Bagaimana fungsi merek pada PD. GUCI MAS ?
- Manfaat apa yang didapatkan konsumen dengan
adanya merek pada produk PD. GUCI MAS
?
- Bagaimana iklan pada PD. GUCI MAS ?
- Bagaimana bentuk
iklan pada PD. GUCI MAS
?
- Bagaimanakah iklan tersebut bisa di terima oleh
masyarakat pada PD. GUCI MAS ?
- Bagaimana perilaku konsumen PD. GUCI MAS ?
- Bagaimana faktor
perilaku
konsumen pada PD. GUCI MAS
?
- Bagaimana pengaruh merek dan iklan terhadap
perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS
?
1.3. BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah dalam upaya penelitian ini maka adanya suatu batasan
masalah. Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana merek pada
PD. GUCI MAS ?
2. Bagaimana iklan pada
PD. GUCI MAS ?
3. Bagaimana perilaku
konsumen PD. GUCI MAS ?
4. Bagaimana
Pengaruh Merek terhadap perilaku Konsumen pada PD. GUCI MAS ?
5. Bagaimana
pengaruh Iklan terhadap perilaku kionsumen pada PD. GUCI MAS ?
6. Bagaimana pengaruh
merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN
PENELITIAN
Maksud dan tujuan dari penelitian
ini adalah untuk membandingkan teori yang didapat dan diperoleh dari bangku
kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan, serta mencari dan mengumpulkannya
hingga dapat menjawab permasalahan - permasalahan yang dihadapi perusahaan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui merek pada PD. GUCI MAS?
2. Untuk mengetahui iklan pada PD. GUCI MAS?
3. Untuk mengetahui perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?
4. Untuk mengetahui pengaruh merek terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?
5. Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?
6. Untuk mengetahui pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada
PD. GUCI MAS?
1.5. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini nantinya
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Secara besar
penelitian ini berguna bagi :
1. Bagi Penulis
Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat
membandingkan teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dengan situasi dan
kondisi yang ada pada perusahaan dan kenyataan kerja sehari-hari.
2.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbang serta dapat memberikan suatu informasi yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan didalam menentukan kebijakan perusahaan untuk kegiatan
selanjutnya.
3. Bagi pihak
lain
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh
khalayak umum sebagai bahan referensi serta dapat di gunakan penelitian lain
sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
1.6.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan data informasi yang akan
peneliti peroleh dari PT. Columbindo Perdana Cabang Indramayu. Yang beralamat
di Jl. DI Panjaitan Indramayu ,dengan uraian kegiatan sebagai berikut :
Tabel. 1
Waktu Penelitian
No.
|
Uraian Kegiatan
|
Waktu Perencanaan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
|
Penentuan judul dan pengajuan
Penyusunan proposal
Seminar Proposal
Penulisan outline
Penelitian
Penulisan dan Bimbingan
Skripsi
Sidang Skripsi
|
Desember 2011
Januari - April 2012
Mei 2012
Mei 2012
Mei - Juli 2012
Mei
– Agustus 2012
Agustus
2012
|
BAB II
2.1. MEREK
Merek yaitu suatu nama, istilah yang mudah
diingatkan yang berbentuk tulisan atau simbol tentang produk tersebut.
Pengertian Merek
Merek merupakan istilah atau simbol
atau desain khusus atau kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk
identifikasikan barang atau jasa yang di tawarkan penjual.
Menurut Buchari Alma ( 2007 : 147 )
mengemukakan bahwa:
Merek adalah suatu
tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu
yang dapat berupa kata-kata gambar, atau kombinasi keduanya.
Menurut Basu Swastha ( 2007 : 135 )
mengemukakan bahwa:
Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain,
atau kombinasinya yang di maksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau
jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari
barang-barang yang di hasilkan oleh pesaing.
Menurut Herry Achmad Buchory dan
Djaslim Saladin ( 2010 : 130 )
Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau
desain atau kombinasi dari semuanya, yang diharapkan mengidentifikasikan barang
atau jasa dari sekelompok penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau
jasa tersebut dari produk-produk pesaing.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa merek adalah suatu nama atau simbol atau
kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang
atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual di dalam
suatu perusahaan yang membedakan dari perusahaan lain.
Penjelasan tentang merek
a. Indikator merek adalah sebagai berikut:
Menurut Philip Kotler dan Kevin
Lane alih bahasa oleh benyamin molan ( 2007 : 342 ), adalah sebagai
berikut:
1.
Dapat
diingat
2.
Bermakna
3.
Disukai
4.
Dapat
dirubah
5.
Dapat
diadaptasikan
6.
Dapat
dilindungi
Penjelasannya
adalah:
1. Dapat diingat
Merek
sebaiknya dibuat dengn nama, istilah, lambang, atau desain yang mudah diingat,
agar konsumen bisa mengingat barang atau jasa yang diinginkannya.
2. Bermakna
Dalam
membangun merek diharapkan dapat memberikan kesan positif kepada konsumen
terhadap barang atau jasa yang ditawarkan.
3. Disukai
Merek yang
disukai adalah merek yang dapat memberikan kesan positif kepada
konsumennya, sehingga konsumen akan tetap dan terus menggunakan barang atau
jasa tersebut.
4. Dapat diubah
Dalam hal
yang memberikan nama merek sebaiknya dipilih nama yang mudah diganti atau
diubah disesuaikan dengan kondisi yang ada.
5. Dapat diadaptasikan
Memberikan
nama merek yang baik adalah yang dapat disesuaikan kondisi pasar.
6. Dapat dilindungi
Nama
merek sebaiknya harus segera dipatenkan di badan hukum untuk mencegah
perusahaan lain meniru atau memakai nama merek perusahaan kita.
b. Tujuan memberikan merek
Menurut Buchari Alma ( 2007 : 149 ), tujuan
memberikan merek adalah :
1. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli
berasal dari perusahaan. Ini adalah untuk menyakinkan pihak konsumen
membeli suatu barang dari merek dan perusahaan yang dikehendakinya, yang cocok
dengan seleranya, keinginannya, dan kemampuannya.
2. Perusahaan menjamin mutu barang. Dengan adanya merek
ini perusahaan menjamin mutu barang yang dikeluarkannya berkualitas baik,
sehingga dalam barang tersebut selain ada merek-merek juga disebutkan
peringatan-peringatan seperti apabila dalam sejenis ini tidak ada tanda tangan
ini maka itu adalah palsu dan lain-lain.
3. Pengusaha memberi nama pada
merek barangnya supaya mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat
menyebutkan mereknya saja.
4. Meningkatkan ekuitas merek
yang memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi, memberikan kemudahan
dan mempertahankan kesetiaan konsumen.
5. Memberi motivasi pada saluaran
distribusi, karena barang dengan merek terkenal akan cepat laku, dan
mudah disalurkan, serta mudah penanganannya.
c. Manfaat
Merek Bagi Produsen Atau Penjual
Menurut Herry Achmad
Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 134 ) adalah sebagai berikut :
1. Memudahkan penjual mengolah
pesanan-pesanan dan menekan masalah.
2. Nama merek dan tanda dagang
secara hukum akan melindungi penjual dari pemalsuan ciri-ciri produk karena
jika tidak demikian setiap pesaing akan meniru produk tersebut.
3. Memberi peluang bagi penjual
kesetiaan konsumen pada produknya dengan menetapkan harga lebih tinggi.
4. Membantu penjual dalam
mengelompokan pasar ke dalam segmen-segmen.
5. Citra perusahaan dapat dibina
dengan adanya merek yang baik.
6. Memberikan pertahanan terhadap
persaingan haraga yang ganas.
d. Manfaat Merek Bagi Konsumen
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 85 ) adalah sebagai berikut:
1. Dapat membedakan produk tanpa harus memeriksa secara teliti.
2. Konsumen mendapat informasi
tentang produk.
e. Bagian Dari Merek
Menurut Djaslim Saladin (
2007 : 84 ) adalah sebagai berikut:
1. Nama merek adalah sebagian
dari merek dan yang dapat diucapkan. Contoh: Daihatsu, Avon, Casio.
2. Tanda merek adalah sebagian
dari merek yang dapat dikenal namun tidak dapat diucapkan seperti lambing,
desain, atau warna khusus. Contoh: “Tiga Berlian” dari Mitsubishi.
3. Tanda merek dagang adalah
merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya
untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa.
4. Hak cipta adalah hak istimewa
yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual
karya tulis atau karya musik.
f. Menentukan
Strategi Nama Merek
Menurut Herry Achmad
Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 133 ), adalah sebagai berikut:
1. Nama individual
2. Nama yang meliputi
keluarga
3. Nama keluarga terpisah
untuk seluruh produk
4. Nama perusahaan
digabungkan dengan nama produk individual
g. Kriteria Bagi Merek Yang Tepat
Menurut Djaslim Saladin (
2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1. Merek harus menggambarkan
sesuatu mengenai manfaat produk
2. Merek harus menggambarkan
kualitas, warna, dan sebagainya
3. Merek harus mudah diucapkan
4. Merek harus dapat didaftarkan
dan mendapat perlindungan hukum.
h. Dua Macam Strategi Dari Merek
Menurut Djaslim Saladin (
2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1. Brand Extantion Strategy,
yaitu suatu usaha untuk menggunakan brand yang sudah berhasil
terhadap produk yang baru. Contoh: Rinso menjadi Rinso Baru.
2. Multybrand Strategy, yaitu
untuk produk yang sejenis diberikan merek yang berada individual brand yang
maksudnya agar seolah-olah antara produk tersebut saling bersaing. Contoh:
sabun mandi yang dihasilkan Unilever, ada Lifeboy, Lux, dan lain-lain.
i. Penggolongan Merek
Menurut Djaslim Saladin (
2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan pemiliknya
2. Berdasarkan luas daerah
geografis
3. Berdasarkan tingkat pentingnya
barang yang memakai merek
4. Berdasarkan banyaknya barang
yang menggunakan merek
j. Alasan
Perusahaan Tidak Menggunakan Merek
Menurut Herry Achmad
Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 134 ) adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tidak mau memikul
tanggung jawab atas merek produknya karena alasan kualitas (misalnya rendah).
2. Kesukaran dalam membedakan
produk antar perusahaan (misalnya paku).
3. Karena produk tersebut tidak
mempunyai kemasan dan harga relative murah, sehingga merasa tidak perlu memakai
merek.
2.2.
IKLAN
Strategi
perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan – tujuan utama perusahaan ialah
dengan meningkatkan iklan kepada para pelanggan atau konsumen. Hal ini
merupakan bentuk kesadaran bahwa iklan sangat menguntungkan bagi perusahaan
untuk bersaing secara efektif.
Pengertian Iklan
Iklan
merupakan kunci penting dalam dunia usaha karena iklan itu sendiri merupakan
bagian dari promosi. Munculnya berebagai penafsiran disebabkan karena banyaknya
pendapat yang dikemukakan oleh ahli dalam sudut pandang yang berbeda.
Menurut
Rendra Widyatama ( 2007 : 16 ) dan menurut Riyanto (2001) menyatakan
bahwa :
“Segala
bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media
dan ditunjukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. ”sementara itu istilah
iklan diartikan sebagai” keseluruhan proses meliputi persiapan, perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.”
Menurut Rhenald Kasali (
2007 : 9 )
“Iklan
didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukan kepada
masyarakat lewat suatu media.”
Menurut Sutisna ( 2006 :
275 ) Iklan adalah :
“Setiap
bentuk-bentuk penyajian apapun untuk sebuah produk ide tau gagasan-gagasan oleh
sponsor dan menggunakan media, seperti majalah, radio, televisi, ataupun surat
kabar.”
Jadi
kesimpulannya iklan adalah sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditunjukan kepada masyarakat lewat suatu media.
Indikator
Iklan
Dalam hal ini
penulis menjadikan pendapat Rendra widyatama (2007:16)
sebagai indikator dari iklan :
1.
Penyampaian
2.
Media
Penjelasannya :
Ad. 1 Penyampaian
Suatu proses dalam penyajian pesan maupun informasi dalam mengenalkan
suatu produk barang atau jasa.
Ad. 2 Media
Suatu sarana atau alat pemberian informasi untuk berkomunnikasi dalam
bentuk visual maupun audio visual.
Penjelasan tentang iklan.
a. Prinsip – prinsip Iklan
Pembuatan iklan harus direncanakan dengan baik. Suatu
iklan yang dibuat harus didasarkan pada prinsip – prinsip iklan. Prinsip –
prinsip ini akan menjadi dasar dalam pembuatan iklan.
Menurut Rendra Widyatama (
2007 : 17 ) iklan mengandung 6 prinsip dasar, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya pesan tertentu
2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
3. Dilakukan dengan cara non personal
4. Disampaikan untuk khalayak tertentu
5. Dalam menyampaikan pesan tertentu,
dilakukan dengan cara membayar.
6. Penyampaian pesan tersebut,
mengharapkan dampak tertentu.
Penjelasannya adalah:
Ad. 1. Adanya pesan tertentu.
Sebuah iklan
tidak akan ada tanpa adanya pesan. Tanpa pesan, iklan tidak akan berwujud. Bila
di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa tulisan, gambar atau bentuk apapun,
bila di media radio, tidak akan terdengar suara apapun, bila di media televisi,
tidak terlihat gambar dan suara apapun, maka ia tidak dapat disebut iklan
karena tidak terdapat pesan.
Ad. 2.
Dilakukan oleh komunikator (sponsor).
Pesan iklan
ada karena dibuat oleh komunikator, sebaliknya, bila tidak ada komunikator,
maka tidak akan ada pesan iklan. Dengan demikian, ciri sebuah iklan, adalah
bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh komunikator atau sponsor tertentu
secara jelas komunikator dalam iklan dapat datang dari perseorangan, kelompok
masyarakat, lembaga atau organisasi bahkan negara.
Ad. 3.
Dilakukan dengan cara non personal.
Dari
pengertian iklan yang diberikan, hampir semua menyepakati bahwa iklan merupakan
penyampaian pesan yang dilakukan secara non personal. Non personal artinya
tidak dalam bentuk tatap muka. Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila
dilakukan melalui media. (yang kemudian disebut dengan media periklanan).
Ad. 4.
Disampaikan untuk khalayak tertentu.
Iklan
diciptakan oleh komunikator karena ingin ditunjukan kepada khalayak tertentu.
Dalam dunia iklan, khalayak sasaran cenderung bersifat khusus. Pesan yang disampaikan
tidak dimaksudkan untuk diberikan kepada semua orang, melainkan kelompok target
audience tertentu. Sasaran khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada
keyakinan bahwa pada dasarnya setiap kelompok khusus audience memiliki
kesukaan, kebutuhan, keinginan, karakteristik dan keyakinan khusus. Dengan
demikian, pesan yang diberikan dirancang khusus yang sesuai dengan target
khalayak. Bilamana target audience diganti, maka sudah tentu akan mempengaruhi
bentuk dan strategi iklan. Sebuah bentuk dan strategi pesan tunggal tidak cocok
untuk diterapkan atau ditujukan pada semua khalayak.
Ad. 5.
Dalam penyampaian pesan tersebut.
dilakukan dengan cara membayar. Dalam kegiatan
iklan istilah membayar sekarang ini harus dimaknai secara luas, sebab kata
membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar uang, melainkan
dengan cara barter berupa ruang, waktu dan kesempatan. Misalnya, hendak
mengadakan kegiatan seminar, dan event tersebut di iklankan di radio. Anda
dapat tidak membayar, tetapi dapat dengan memberikan kesempatan kepada
pengelola radio untuk memasang nama atau logonya sesuai dengan kesepakatan.
Ad. 6.
Penyampaian pesan tersebut mengharapkan dampak tertentu.
Dalam
sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan semestinya merupakan pesan
yang efektif. Artinya, pesan yang mampu menggerakkan khalayak agar mengikuti
pesan iklan. Semua iklan pasti memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak
tertentu di tengah khalayak.
a. Fungsi
iklan
Iklan memiliki fungsi – fungsi pokok
yang dapat berguna bagi kegiatan pemasaran. Iklan
dapat dengan mudah di temukan dalam kehidupan sehari – hari. Iklan telah
menjadi bagian yang sangat penting dalam bagi suatu perusahaan yang berupaya
meningkatkan volume penjualannya.
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 :
17 ) iklan memiliki tiga fungsi pokok, yaitu:
1.
Iklan mampu
memberikan informasi
2.
Iklan mampu
mengemban fungsi mempersuasi khalayak
3.
Iklan mampu
mengemban fungsi mendidik khalayak
Penjelasannya
adalah :
Ad. 1. Iklan
mampu memberikan informasi
Bahwa iklan memberikan informasi – informasi yang
berharga bagi khalayaknya. Informasi tersebut berupa pengenalan adanya produk,
bagaimana cara menggunakan produk, dimana dan kapan produk dapat dibeli, dan
sebagainya.
Ad. 2.
Iklan mampu mengemban fungsi persuasi khalayak.
Membujuk konsumen agar mengikuti apa yang disarankan
dalam isi pesan iklan. Wujud persuasi yang diperlihatkan dalam iklan
dapat berupa membujuk agar mencoba, membeli, memakai atau
mengkonsumsi, menumbuhkan keyakinan terhadap produk tertentu, memelihara
keyakinan terhadap produk, menciptakan, meningkatkan, dan mengembangkan
permintaan terhadap produk, dan sebagainya.
Ad. 3.
Iklan mampu mengemban fungsi mendidik khalayak
Mengajarkan khalayak atau suatu konstruksi
tertentu suatu yang diajarkan tersebut dapat berupa cara pemakaian, perakitan,
pemasangan, penggunaan produk dan semacamnya.
c. Jenis – jenis iklan
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 102 )
berdasarkan tujuannya iklan dibagi menjadi:
1. Iklan
komersial
2. Iklan
layanan masyarakat
Penjelasannya
adalah:
Ad. 1.
Iklan komersial
Iklan komersial sering disebut pula dengan iklan
bisnis sebagaimana namanya, iklan komersial atau iklan bisnis bertujuan
mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya peningkatan penjualan. Produk yang
ditawarkan dalam iklan ini sangat beragam baik barang, jasa, ide, keanggotaan
organisasi, dan lain – lain.
Ad. 2.
Iklan layanan masyarakat.
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan
untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan
akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial.
Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan,
kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang
diiklankan, serta mendapatkan citra baik dimata masyarakat.
Tujuan pembuatan iklan pada dasarnya
sama, yaitu untuk mempengaruhi orang lain agar memiliki produk yang komunikator
tawarkan. Akan tetapi ada yang bersifat komersial maupun layanan masyarakat.
Iklan berdasarkan media
Perkembangan teknologi ikut
mendorong perkembangan media iklan. Media iklan kini telah bermacam – macam.
Media – media ini disesuaikan dengan kebutuhan dari komunikatornya.
Menurut Rendra Widyatama ( 2008 : 102 ) berdasarkan medianya iklan
dibagi menjadi:
1. Iklan cetak
2. Iklan
elektronik
Penjelasanya
adalah:
Ad. 1. Iklan cetak.
Iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan
teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana maupun teknologi tinggi.
Berbagai teknik cetak yang ada, misalnya dengan prinsip letterpress, photo
lithography, photo gravure, sablon, inkjet, dan laser. Media yang digunakan
dalam teknik cetak tersebut sangat beragam, mulai dari kertas, plat mental,
kulit, plastik, kaca, kain, dan sebagainya. Iklan yang dibuat dengan
menggunakan teknik cetak ini, pada akhirnya lebih populer disebut dengan nama
sesuai dengan bentuk dan format media cetak. Beberapa bentuk iklan cetak yaitu:
iklan cetak surat kabar, iklan cetak majalah, tabloid, iklan cetak baliho,
iklan cetak poster, iklan leaflet, iklan spanduk, flyers, kemasan produk,
stiker, balon udara, bus panel, dan berbagai iklan cetak lainya.
Ad. 2. Iklan elektronik
Disebut iklan elektronik
karena media yang digunakan sebagai tempat dipasangnya pesan iklan adalah
karena menggunakan media yang berbasis perangkat elektronik. Secara lebih
spesifik, iklan elektronik dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu iklan
radio, iklan televisi, iklan film. Serta iklan yang dipasang dalam media
jaringan atau internet, baik media
cetak maupun media elektronik, harus dibuat secara baik agar dapat diterima
oleh masyarakat, tujuan dari pembuatan iklan tersebut dapat dicapai sehingga
dapat meningkatkan volume penjualan.
Langkah – langkah dalam iklan
Langkah – langkah dalam iklan
dikenal dengan istilah 5m. Adapun langka – langka tersebut, antara
lain:
-
Mission
yaitu menetapkan tujuan dan sasaran iklan
-
Money yaitu
menetapkan anggaran iklan.
Faktor
–faktor yang mempengaruhi periklanan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi periklanan menurut Basu Swastha
dan Irawan ( 2005: 365 ) yaitu :
1. Jenis produk
2. Sifat pasar
3. Keadaan persaingan
Keterangan :
1. Jenis produk
Terdiri barang konsumsi dan barang industri.Periklanan dianggap sangat
penting di dalam pemasaran barang konsumsi, karena memerlukan distribusi yang
luas.
2. Sifat pasar
Sifat pasar merupakan salah satu faktor penentu dalam periklanan, sifat
pasar meliputi :
a. Luas pasar secara geografis.
Periklanan dapat ditentukan menurut batas – batas geografis yang jelas, seperti pasar lokal, pasar nasional, pasar Internasional.
b. Konsentrasi pasar
Perusahaa
yang memutuskan penjualannya pada satu kelompok pembeli saja akan mengadakan
periklanan yang berbeda dengan perusahaan yang memusatkan penjualannya pada
semua kelompok.
c. Macam Pembeli
Macam
pembeli terdiri dari pembeli industri, konsumsi rumah tangga, dan pembeli
lainnya.
3. Keadaan persaingan
Keadaan yang menggambarkan pengaruh dari upaya dan usaha yang dilakukan
perusahaan lain yang menjual produk yang sama atau mempunyai aktivitas yang
sama.
BAB III
3.1. PERILAKU KONSUMEN
Istilah perilaku erat hubungannya
dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Dibidang
studi pemasaran, konsep
perilaku konsumen secara terus – menerus dikembangkan dengan berbagai
pendekatan untuk memahami konsumen dengan mengembangkan strategi pemasaran yang
tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan.
Pengertian Perilaku Konsumen.
Perilaku
konsumen dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang
bagaimana pembuatan keputusan, baik individu, kelompok, ataupun organisasi,
yang membuat keputusan – keputusan beli atau melakukan transaksi
pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.
Menurut Husein Umar (
2005 : 49 ) mengatakan bahwa:
“Perilaku konsumen adalah sebagai suatu tindakan yang langsung dalam,
mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului penyusul tindakan tersebut.”
Menurut Titiek Nurbiyati dan
Mahmud Machfoeds (2005 : 54) mengemukakan bahwa:
“Perilaku
konsumen adalah cara konsumen merespon perbedaan ciri produk, harga, dan
tingkat efektifitas pengaruh iklan perusahaan dibandingkan dengan iklan pihak
pesaing.”
Menurut
Ristiyanti Prasetijo ( 2005 : 9 ) mengemukakan bahwa:
“Perilaku Konsumen adalah suatu proses atau hubungan antara beberapa tahap
yang saling mempengaruhi antara tahap perolehan, tahap konsumsi, tahap tindakan
pasca beli.”
Dari definisi diatas perilaku konsumen dapat diartikan sebagai
suatu tindakan yang langsung dalam, mendapatkan, mengkonsumsi serta
menghabiskan produk dan jasa.
3.2
Indikator Perilaku Konsumen
Dari definisi pendapat ahli diatas penulis menjadikan pendapat Husain Umar
(2005:49) sebagai indikator dari perilaku konsumen.
1.
Tindakan konsumen dalam mendapatkan produk
2.
Tindakan konsumen dalam mengkonsumsi produk.
3.
Tindakan konsumen dalam menghabiskan produk.
Penjelasannya :
Ad 1. Tindakan konsumen dalam mendapatkan
produk
Upaya ingin memiliki suatu produk yang diinginkan dengan cara
mencari dan membeli produk tersebut.
Ad 2. Tindakan konsumen dalam mengkonsumsi
produk.
Menggunakan, mengevaluasi
Ad 3. Tindakan konsumen dalam menghabiskan
produk.
Apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau
dikonsumsi.
3.3
Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Philip Kotler ( 2007 : 214 ) mengemukakan bahwa faktor –
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1. Faktor Kebudayaan ( Cultural
Factors )
a. Budaya
Adalah faktor penentu
keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.
b. Kelas sosial
Adalah sekelompok yang relatif
homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun dalam sebuah
urutan, jenjang, dan setiap anggota jenjang memiliki nilai, minat, dan tingkah
laku yang sama.
2. Faktor Sosial ( Social Factors
)
a. Kelompok referensi
Adalah kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang.
b. Keluarga
Adalah suami istri dan
anak-anak yang dapat memberikan pengaruh kuat terhadap perilaku konsumen.
c. Peranan dan Status Kedudukan
seseorang dalam tiap kelompok.
3. Faktor Pribadi ( Personal
Factors )
a. Usia dan Daur hidup
Adalah ciri-ciri kepribadian
yang dimiliki seseorang.
b. Pekerjaan
Adalah jenis pekerjaan yang
dimiliki seseorang juga mempengaruhi keputusan pembeli.
c. Keadaan ekonomi
Adalah terdiri atas pendapatan
yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik kekayaan kemampuan meminjam dan
sikapnya terhadap pengeluaran lawan menabung.
d. Gaya Hidup
Adalah pola hidup seseorang
sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatan. Bagaimana
perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari, ada yang sederhana, ada yang
boros, dan ada pula yang pelit.
e. Kepribadian dan konsep diri
Adalah ciri psikologis yang
membedakan yang secara relatif, tetap dan bertahan dengan lingkungannya.
4. Faktor Psikologis ( Psychological
Factors )
a. Motivasi
Adalah suatu dorongan yang
cukup kuat yang mendesak untuk mengarahkan seseorang agar dapat memenuhi
keputusan terhadap kebutuhan.
b. Persepsi
Adalah penerimaan atau
tanggapan seseorang terhadap suatu situasi.
c. Belajar
Adalah penggambaran perubahan
perilaku seseorang yang bersumber dari pengalaman.
d. Keyakinan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu
gagasan deskriptif yang dianut seseorang tentang sesuatu.
Sikap adalah penilaian
kognitif yang baik atau tidak, perasaan emosional dan tentu terhadap beberapa
objek atau gagasan.
3.3. Modal, Sikap dan Perilaku
Sikap dan perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep perilaku konsumen
yang lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku konsumen dapat dilakukan dengan
modal multiatribut. Salah satu modal sikap yang terkenal adalah modal sikap
yang dibentuk seseorang terhadap objek tertentu.
Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh konsistensi antara sikap dan
perilakunya. Sehingga model fishbein ini memiliki dua komponen, yaitu komponen
sikap dan komponen norma subyektif seperti yang dikemukakan,
Menurut Husein Umar (2005 :57 ) mengemukakan bahwa model sikap dan
perilaku konsumen adalah :
a. Komponen
sikap
Komponen ini bersifat internal
individu, ia berkaitan langsung dengan objek penelitian dan atribut-atribut
langsungnya akan memiliki peranan yang penting dalam pengukuran perilaku,
karena akan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan, dengan tidak
dipengaruhi oleh factor eksternal.
b. Komponen Norma Subyektif
Komponen ini bersifat
eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen
ini dapat dihitung dengan cara mengalihkan antara nilai kepercayaan normative
individu terhadap atribut dengan motivasi bersetuju terhadap atribut tersebut.
Kepercayaan normative mempunyai arti sebagai suatu kuatnya keyakinan normative
seseorang terhadap atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya
terhadap objek. Sedangkan motivasi bersetuju merupakan motivasi seseorang untuk
bersetuju dengan atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh
terhadap perilakunya.
Dari pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa perilaku
konsumen merupakan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok,
atau organisasi dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan
jasa tersebut, yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
J. Hubungan antara Merek dan Iklan Terhadap Perilaku Konsumen
Menurut Surachman S.A ( 2008 : 57 ) menyatakan bahwa:
“Secara umum, jika sebuah
produk gagal (merek dibawah harapan) perusahaan akan berusaha menemukan
penyebeb kegagalan terhadap merek atau produk tersebut, jika kegagalan tersebut
dikarenakan mutu produk itu sendiri.
Pernyataan
ini sebuah merek dapat mencakup manfaat emosional dan manfaat ekspresi diri :
a. Manfaat emosional berhubungan
dengan kemampuan merek tersebut untuk membuat pembeli atau pengguna merek
merasakan suatu pada saat proses pembelian sekaligus dapat dijadikan
pengalaman.
b. Manfaat diri akan terasa ada,
ketika merek itu dapat memberikan gambaran diri orang yang dapat menyatakan
citra pribadi tertentu”.
Menurut fandy tjiptono (
2007 : 226 ) iklan adalah :
“Iklan adalah bentuk
komunikasi yang tidak langsung,yang didasari pada informasi tentang keunggulan
atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan
rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran
seseorang untuk melakukan pembelian”
Iklan dapat
disimpulkan sebagai cara untuk memperkenalkan produk atau jasanya yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen, agar membeli produk atau
jasa yang ditawarkan.
Sasaran
iklan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap. Pembelian
segera adalah tujuan dari pembuatan iklan terlepas bentuk apapun yang diambil.
Karena itulah, kelihatannya lebih masuk akal ketika merencanakan suatu iklan
untuk target pelanggan sehubungan dengan perilaku umum.
Oleh karena
itulah merek dan iklan pada akhirnya akan menentukan perilaku konsumen dalam
pengambilan keputusan untuk membeli produk-produk yang berkualitas, artinya
apabila produk itu dianggap berkualitas oleh konsumen maka konsumen akan tetap
mempertahankan dalam pembelian produk tersebut. Dan sebaliknya juga produk
tidak berkualitas lagi, maka konsumen akan berpindah ke perusahaan lain.