Mahasiswa Universitas Gunadarma

Mahasiswa Universitas Gunadarma

About Me

Foto saya
Helmiawan Nugraha is a simple name with a billion strong dream and always there's a perfect beautiful girl beside me. keep calm and love Putri Nur Aisyah ♥

Minggu, 27 April 2014

Berfikir Deduktif dan Berfikir Induktif



A. Pengertian Silogisme
Silogisme
Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal. Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar peraturan “X”, sebenarnya dapat  kita kembalikan ke dalam bentuk formal berikut:
a. Barang siapa melanggar peraturan “X” harus dihukum.
b. Ia melanggar peraturan “X”
c. la harus dihukum.

Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis ma-yor) dan kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (kalimat ketiga).
Pada contoh, kita lihat bahwa ungkapan “melanggar …” pada premis (mayor) diulangi dalam (premis minor). Demikian pula ungkapan “harus dihukum” di dalam kesimpulan. Hal itu terjadi pada bentuk silogisme yang standar.
Akan tetapi, kerap kali terjadi bahwa silogisme itu tidak mengikuti bentuk standar seperti itu.
Misalnya:
- Semua yang dihukum itu karena melanggar peraturan
- Kita selalu mematuhi peraturan
- Kita tidak perlu cemas bahwa kita akan dihukum.
Pernyataan itu dapat dikembalikan menjadi:
a. Semua yang melanggar peraturan harus dihukum
b. Kita tidak pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturan
c. Kita tidak dihukum.
Secara singkat silogisme dapat dituliskan
JikaA=B dan B=C maka A=C
Silogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif.


Silogisme Katagorik
Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)
……………….M……………..P
Akasia adalah Tanaman (premis minor)
….S……………………..M
Akasia membutuhkan air (konklusi)
….S……………..P
(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)


Hukum-hukum Silogisme Katagorik
- Apabila dalam satu premis partikular
- Apabila salah satu premis negatif

Silogisme Hipotetik
Silogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan, saya naik becak.
Sekarang hujan.
Jadi saya naik becak.
2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi hujan telah turun.
3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

Hukum-hukum Silogisme Hipotetik
1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

Silogisme Disyungtif
Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.
Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti
sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif
dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif,
seperti:
la lulus atau tidak lulus.
Ternyata ia lulus, jadi
la bukan tidak lulus.
Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:
Hasan di rumah atau di pasar.
Ternyata tidak di rumah.
Jadi di pasar.
Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:
1) Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti:
la berada di luar atau di dalam.
Ternyata tidak berada di luar.
Jadi ia berada di dalam.
Ia berada di luar atau di dalam.
ternyata tidak berada di dalam.
Jadi ia berada di luar.
2) Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti:
Budi di masjid atau di sekolah.
la berada di masjid.
Jadi ia tidak berada di sekolah.
Budi di masjid atau di sekolah.
la berada di sekolah.
Jadi ia tidak berada di masjid.

Hukum-hukum Silogisme Disyungtif
1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid
2. Silogisme disyungtif dalam arti luas
B. Pengertian Entimem, Generalisasi
A. Entimem
Di atas telah disinggung bahwa silogisme jarang sekali ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam tulisan pun, bentuk itu hampir tidak pernah digunakan. Bentuk yang biasa ditemukan dan dipakai ialah bentuk entimem. Entimem ini pada dasarnya adalah silogisme. Tetapi, di dalam entimem salah satu premisnya dihilangkan/tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contoh:
Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi dua:
a. menipu adalah dosa
b. karena (menipu) merugikan orang lain.
Kalimat a merupakan kesimpulan sedangkan kalimat b adalah premis minor
(karena bersifat khusus). Maka silogisme dapat disusun:
Mn       : menipu merugikan orang lain
K          :menipu adalah dosa.
Dalam kalimat di atas, premis yang dihilangkan adalah premis mayor. Untuk melengkapinya kita harus ingat bahwa premis mayor selalu bersifat lebih umum, jadi tidak mungkin subjeknva “menipu”. Kita dapat menalar kembali dan menemukan premis mayornya: Perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa. Untuk mengubah entimem menjadi silogisme, mula-mula kita cari dulu ke- simpulannya. Kata-kata yang menandakan kesimpulan ialah kata-kata seperti jadi,
maka, karena itu, dengan demikian, dan sebagainya. Kalau sudah, kita temukan apa premis yang dihilangkan.


B. Pengertian Generalisasi

Generalisasi
Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh :
  • Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
  • Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

Macam-macam generalisasi :

Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk

Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.

Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
  1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
  2. Sampel harus bervariasi.
  3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

C
. Pengertian Analogi

Analogi
Dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.

Contoh:
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Defenisi lain  yang di maksud dengan analogi adalah suatu proses penalaran dengan menggunakan perbandingan dua hal yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua hal yang di perbandingkan tersebut sehingga dapat digunakan untuk memperjelas suatu konsep.


Contoh Paragraf Sebab Akibat
Contoh Paragraf Sebab Akibat 1;
Banyak sekali kasus penebangan hutan liar yang terjadi 10 tahun belakangan. Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai aturan untuk menghukum para penebang liar. Namun faktanya penebangan liar terus terjadi sehingga merugikan banyak pihak. Akibat dari penebangan liar tanah tidak mampu menyerap air dengan baik dan juga tanah tidak adalagi yang mengikat. Olehkarena itu tiap datang musim hutan selalu terjadi bencana banjir dan juga tanah longsor.
Contoh Paragraf Sebab Akibat 2;
Budi adalah anak yang baik. Ia suka membantu orang tua kapanpun. Kebiasaan menabung,belajar, dan suka menolong sudah ia lakukan sejak masih kecil. Sekarang di sudah tumbuh menjadi seorang pemuda yang siap menjalani hidup. Akibat kebiasaan lamanya ia sudah siap menghadapi berbagai masalah yang datang silih berganti.

sumber : http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-silogisme/

Sabtu, 26 April 2014

Proposal Penelitian

PROPOSAL  PENELITIAN

PENGARUH  MEREK DAN IKLAN TERHADAP
PERILAKU KONSUMEN
( Studi  kasus  pada PD GUCI MAS )   




PROGRAM  STUDI  MANAJEMEN  S1
“FAKULTAS EKONOMI”
2012

PROPOSAL  PENELITIAN

A. JUD              JUDUL                           : PENGARUH MEREK DAN IKLAN TERHADAP  PERILAKU KONSUMEN PADA PD. GUCI MAS
PROGRAM  STUDI      :   MANAJEMEN
JENJANG                       :   STRATA I (SI)
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Seiring perkembangan ekonomi dan majunya teknologi dengan pesat, maka makin berkembang pula sasaran dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi atau perusahaan yang akan menyelenggarakan suatu kegiatan. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu tetap menjalankan usahanya serta menata manajemennya dengan baik. Adapun tujuan  dari perusahan itu sendiri adalah mempertahankan kelangsungan hidup untuk perkembangan dan memperoleh laba.
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya harus mengkombinasikan berbagai bidang yang ada dalam perusahaan itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bidang-bidang tersebut ialah keuangan, produksi, sumber daya manusia serta pemasaran serta bidang-bidang lainnya yang di sesuaikan dengan kondisi perusahaan. Tujuan dari pengkombinasian empat bidang di atas disertai bidang lainnya adalah agar barang dan jasa yang di hasilkan berkualitas, tahan lama dan terjangkau oleh konsumen.
Dalam pembahasan mengenai merek, banyak hal yang harus dipertimbangkan agar bagaimana produk tersebut dapat diterima oleh konsumen. Caranya adalah menentukan bagaimana konsumen merasa puas dengan adanya  merek yang berkualitas.
Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk tidak terlepas dari merek yang dihandalkan oleh perusahaan terhadap konsumen. Konsumen membandingkan apa yang mereka harapkan untuk diterima dengan apa yang benar-benar yang mereka terima selama tahap sesudah pembelian dalam proses pemakaian produk. Sikap konsumen memutuskan apakah konsumen puas atau tidak dengan pembelian produk dan hasilnya, dan sikap mereka juga membuat penilaian tentang merek, yang menempel pada produk. Walaupun merek, dan sikap konsumen adalah konsep yang berhubungan, keduanya bukanlah sesuatu yang benar-benar sama.
Bagi kebanyakan perusahaan, banyak cara yang digunakan untuk membedakan  produk  yang dihasilkannya dengan produk perusahaann lain agar konsumen tidak merasa bingung pada saat membeli adalah dengan menggunakan merek pada produknya. Disamping sebagai tanda pengenal merek juga mempunyai fungsi lain seperti simbol prusahaan agar citranya yang baik, pertahanan terhadap persaingan memperoleh kesetiaan konsumen  dengan merek yang bagus dan berkualitas, konsumen tidak merasa bingung untuk membeli barang yang sama.
Kebutuhan akan adanya iklan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi yang diperlukan  oleh konsumen. Hal ini yang menuntut mempengaruhi perkembangan media iklan, baik cetak maupun elektronik yang menjadi tempat menarik untuk memasang iklan produksi berbagai barang  secara besar-besaran mengharuskan pihak produsen membawa dan memperkenalkannya secara aktif pada para calon konsumen dan itu harus dilakukan melalui kegiatan periklanan. Produsen tidak bisa berdiam diri dan menunggu datangnya pembeli, tanpa iklan para konsumen yang tinggal jauh dari pusat-pusat produksi tidak akan memperoleh informasai mengenai adanya suatu barang yang dibutuhkan.
Dalam mengembangkan program iklan manager pemasaran harus selalu memulai dengan mengidentifikasikan pasar sasaran dan motif pembeli. Perusahaan tentunya harus mengadakan pendekatan dengan konsumen agar bisa mewujudkan tujuan utama perusahaan, hal ini diwujudkan satu diantaranya dengan melaksanakan iklan yang layak sehingga diharapkan konsumen dapat mengerti tentang iklan yang kita berikan.
Sebagai perusahaan bisnis untuk memberikan kualitas produk yang baik agar memuaskan konsumennya. Dari dulu sampai sekarang perusahaan menetapkan konsep kualitas yang memuaskan konsumen agar konsumen menikmati produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, konsumen  mempunyai selera yang berbeda-beda dan apabila pihak manajemen kurang tanggap dalam menyikapi perilaku konsumen, tentunya akan berpindahnya konsumen ke perusahaan lainnya.
Situasi ini tentunya harus dapat dipahami oleh pihak manajemen perusahaan, agar dapat memasarkan produk - produknya harus lebih berkualitas yang dapat memuaskan konsumennya.

Berdasarkan judul di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang diberi judul  PENGARUH  MEREK  DAN  IKLAN  TERHADAP  PERILAKU  KONSUMEN   PADA PD. GUCI MAS.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemukakan tersebut, maka masalah yang diidentifikasikan oleh penulis adalah :
  1. Apa alasan yang mendasari penggunaan merek tersebut oleh PD. GUCI MAS ?
  2. Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS mudah diingat ?
  3. Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS bermakna ?
  4. Apakah merek yang dikeluarkan oleh PD. GUCI MAS banyak disukai ?
  5. Bagaimana pendapat konsumen tentang  merek perusahaan PD. GUCI MAS jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis ?
  6. Bagaimana sikap konsumen terhadap merek PD. GUCI MAS ?
  7. Bagaimana fungsi merek  pada PD. GUCI MAS ?
  8. Manfaat apa yang didapatkan konsumen dengan adanya merek pada produk PD. GUCI MAS ?
  9. Bagaimana iklan pada PD. GUCI MAS ?
  10. Bagaimana bentuk iklan pada PD. GUCI MAS ?
  11. Bagaimanakah iklan tersebut bisa di terima oleh masyarakat pada PD. GUCI MAS ?                                         
  12. Bagaimana  perilaku konsumen PD. GUCI MAS ?
  13. Bagaimana faktor perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS ?
  14. Bagaimana pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS ?

1.3.   BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah dalam upaya penelitian ini maka adanya suatu batasan masalah. Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:    
1. Bagaimana merek pada PD. GUCI MAS ?
2. Bagaimana iklan pada PD. GUCI MAS ?
3.  Bagaimana perilaku konsumen PD. GUCI MAS ?
4.  Bagaimana Pengaruh Merek terhadap perilaku Konsumen pada PD. GUCI MAS ?
5.  Bagaimana pengaruh Iklan terhadap perilaku kionsumen pada PD. GUCI MAS  ?
6.  Bagaimana pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada   PD. GUCI MAS?

1.4.  MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN    
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan teori yang didapat dan diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan, serta mencari dan mengumpulkannya hingga dapat menjawab permasalahan - permasalahan yang dihadapi perusahaan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui merek pada PD. GUCI MAS?
2. Untuk mengetahui  iklan pada PD. GUCI MAS?
3. Untuk mengetahui perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?
4. Untuk mengetahui pengaruh merek terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?
5. Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?
6. Untuk mengetahui pengaruh merek dan iklan terhadap perilaku konsumen pada PD. GUCI MAS?

1.5.  KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Secara besar penelitian ini berguna bagi :
1.    Bagi Penulis
Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat membandingkan teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dengan situasi dan kondisi yang ada pada perusahaan dan kenyataan kerja sehari-hari.
2.     Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbang serta dapat memberikan suatu informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan didalam menentukan kebijakan perusahaan untuk kegiatan selanjutnya.  
3.      Bagi pihak lain
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh khalayak umum sebagai bahan referensi serta dapat di gunakan penelitian lain sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.6.  Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan data informasi yang akan peneliti peroleh dari PT. Columbindo Perdana Cabang Indramayu. Yang beralamat di Jl. DI Panjaitan Indramayu ,dengan uraian kegiatan sebagai berikut :
Tabel. 1
Waktu Penelitian
No.
Uraian Kegiatan
Waktu Perencanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
Penentuan judul dan pengajuan
Penyusunan proposal
Seminar Proposal
Penulisan outline
Penelitian
Penulisan dan Bimbingan Skripsi
Sidang Skripsi
 Desember 2011
 Januari - April 2012
 Mei 2012
 Mei 2012
 Mei - Juli 2012
 Mei – Agustus 2012
 Agustus 2012


BAB II
2.1. MEREK
Merek  yaitu suatu nama, istilah yang mudah diingatkan yang berbentuk tulisan atau simbol tentang produk tersebut.
          Pengertian Merek
Merek merupakan istilah atau simbol atau desain khusus atau kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk identifikasikan barang atau jasa yang di tawarkan penjual.
Menurut Buchari Alma ( 2007 : 147 ) mengemukakan bahwa:
 Merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata gambar, atau kombinasi keduanya.
Menurut Basu Swastha ( 2007 : 135 ) mengemukakan bahwa:
 Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasinya yang di maksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang di hasilkan oleh pesaing.

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 130 )
 Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau kombinasi dari semuanya, yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari sekelompok penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produk-produk pesaing.

     Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa merek adalah suatu nama atau simbol atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal  barang atau  jasa  dari seorang penjual atau sekelompok penjual di dalam suatu perusahaan yang membedakan dari perusahaan lain.
Penjelasan tentang merek
a.      Indikator merek adalah sebagai berikut:
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane alih bahasa oleh benyamin  molan ( 2007 : 342 ), adalah sebagai berikut:
1.              Dapat diingat
2.              Bermakna
3.              Disukai
4.              Dapat dirubah
5.              Dapat diadaptasikan
6.              Dapat dilindungi

Penjelasannya adalah:
1.    Dapat diingat
Merek sebaiknya dibuat dengn nama, istilah, lambang, atau desain yang mudah diingat, agar konsumen bisa mengingat  barang atau jasa yang diinginkannya.
2.    Bermakna
Dalam membangun merek diharapkan dapat memberikan kesan positif kepada konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan.
3.    Disukai
Merek yang disukai adalah merek yang dapat  memberikan kesan positif kepada konsumennya, sehingga konsumen akan tetap dan terus menggunakan barang atau jasa tersebut.
4.    Dapat diubah
Dalam hal yang memberikan nama merek sebaiknya dipilih nama yang mudah diganti atau diubah disesuaikan dengan kondisi yang ada.
5.    Dapat diadaptasikan
Memberikan nama merek yang baik adalah yang dapat disesuaikan kondisi pasar.
6.    Dapat dilindungi
Nama  merek sebaiknya harus  segera dipatenkan di badan hukum untuk mencegah perusahaan lain meniru atau memakai nama merek perusahaan kita.

   b. Tujuan memberikan merek
Menurut Buchari Alma ( 2007 : 149 ), tujuan memberikan merek adalah :
1.      Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli berasal  dari perusahaan. Ini adalah untuk menyakinkan pihak konsumen membeli suatu barang dari merek dan perusahaan yang dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya, keinginannya, dan kemampuannya.
2.      Perusahaan menjamin mutu barang. Dengan adanya merek ini perusahaan menjamin mutu barang yang dikeluarkannya berkualitas baik, sehingga dalam barang tersebut selain ada  merek-merek juga disebutkan peringatan-peringatan seperti apabila dalam sejenis ini tidak ada tanda tangan ini maka itu adalah palsu dan lain-lain.
3.      Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan  mereknya saja.
4.      Meningkatkan ekuitas merek yang memungkinkan memperoleh  margin lebih tinggi, memberikan kemudahan dan mempertahankan kesetiaan konsumen.
5.      Memberi motivasi pada saluaran distribusi, karena barang dengan  merek terkenal akan cepat laku, dan mudah disalurkan, serta mudah penanganannya.

c.    Manfaat  Merek Bagi Produsen Atau Penjual

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 134 ) adalah sebagai berikut :
1.    Memudahkan penjual mengolah pesanan-pesanan dan menekan masalah.
2.    Nama merek dan tanda dagang secara hukum akan melindungi penjual dari pemalsuan ciri-ciri produk karena jika tidak demikian setiap pesaing akan meniru produk tersebut.
3.    Memberi peluang bagi penjual kesetiaan konsumen pada produknya dengan menetapkan harga lebih tinggi.
4.    Membantu penjual dalam mengelompokan pasar ke dalam segmen-segmen.
5.    Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik.
6.    Memberikan pertahanan terhadap persaingan haraga yang ganas.

d.   Manfaat Merek Bagi Konsumen
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 85 ) adalah sebagai berikut:
1.    Dapat membedakan produk tanpa harus memeriksa secara teliti.
2.    Konsumen mendapat informasi tentang produk.

e.   Bagian Dari Merek
Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 84 ) adalah sebagai berikut:
1.    Nama merek adalah sebagian dari merek dan yang dapat diucapkan.  Contoh: Daihatsu, Avon, Casio.
2.    Tanda merek adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal namun tidak dapat diucapkan seperti lambing, desain, atau warna khusus.  Contoh: “Tiga Berlian” dari Mitsubishi.
3.    Tanda merek dagang adalah merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa.
4.    Hak cipta adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis atau karya musik.

f.       Menentukan Strategi Nama Merek

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 133 ), adalah sebagai berikut:
1.     Nama individual
2.     Nama yang meliputi keluarga
3.     Nama keluarga terpisah untuk seluruh produk
4.     Nama perusahaan digabungkan dengan nama produk individual

g.    Kriteria Bagi Merek Yang Tepat

Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1.    Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk
2.    Merek harus menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainya
3.    Merek harus mudah diucapkan
4.    Merek harus dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum.

h.   Dua Macam Strategi Dari Merek

Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1.  Brand Extantion Strategy, yaitu suatu usaha untuk menggunakan   brand yang sudah berhasil terhadap produk yang baru. Contoh: Rinso menjadi Rinso Baru.
2. Multybrand Strategy, yaitu untuk produk yang sejenis diberikan merek yang berada individual brand yang maksudnya agar seolah-olah antara produk tersebut saling bersaing. Contoh: sabun mandi yang dihasilkan Unilever, ada Lifeboy, Lux, dan lain-lain.

i.      Penggolongan Merek

Menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 86 ) adalah sebagai berikut:
1.    Berdasarkan pemiliknya
2.    Berdasarkan luas daerah geografis
3.    Berdasarkan tingkat pentingnya barang yang memakai merek
4.    Berdasarkan banyaknya barang yang menggunakan merek

j.  Alasan Perusahaan Tidak Menggunakan Merek

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin ( 2010 : 134 ) adalah sebagai berikut:
1.    Perusahaan tidak mau memikul tanggung jawab atas merek produknya karena alasan kualitas (misalnya rendah).
2.    Kesukaran dalam membedakan produk antar perusahaan (misalnya paku).
3.    Karena produk tersebut tidak mempunyai kemasan dan harga relative murah, sehingga merasa tidak perlu memakai merek.

2.2.      IKLAN
                 Strategi perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan – tujuan utama perusahaan ialah dengan meningkatkan iklan kepada para pelanggan atau konsumen. Hal ini merupakan bentuk kesadaran bahwa iklan sangat menguntungkan bagi perusahaan untuk bersaing secara efektif.
Pengertian  Iklan
                 Iklan merupakan kunci penting dalam dunia usaha karena iklan itu sendiri merupakan bagian dari promosi. Munculnya berebagai penafsiran disebabkan karena banyaknya pendapat yang dikemukakan oleh ahli dalam sudut pandang yang berbeda.
     Menurut  Rendra Widyatama  ( 2007 : 16 ) dan menurut Riyanto (2001) menyatakan bahwa :
“Segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditunjukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. ”sementara itu istilah iklan diartikan sebagai” keseluruhan proses meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.”

Menurut Rhenald Kasali ( 2007 : 9 )
“Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukan kepada masyarakat lewat suatu media.”
Menurut Sutisna ( 2006 : 275 ) Iklan adalah :
“Setiap bentuk-bentuk penyajian apapun untuk sebuah produk ide tau gagasan-gagasan oleh sponsor dan menggunakan media, seperti majalah, radio, televisi, ataupun surat kabar.”
Jadi kesimpulannya iklan adalah sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukan kepada masyarakat lewat suatu media.
Indikator Iklan
Dalam hal ini penulis menjadikan pendapat Rendra widyatama (2007:16)
sebagai indikator dari iklan :
1.      Penyampaian
2.      Media

Penjelasannya :

Ad. 1 Penyampaian
Suatu proses dalam  penyajian pesan maupun informasi dalam mengenalkan suatu produk barang atau jasa.
Ad. 2 Media
Suatu sarana atau alat pemberian informasi untuk berkomunnikasi dalam bentuk visual maupun audio visual.
Penjelasan  tentang  iklan.
a. Prinsip – prinsip Iklan
Pembuatan iklan harus direncanakan dengan baik. Suatu iklan yang dibuat harus didasarkan pada prinsip – prinsip iklan. Prinsip – prinsip ini akan menjadi dasar dalam pembuatan iklan.
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 17 ) iklan mengandung 6 prinsip dasar, yaitu sebagai berikut:
1.      Adanya pesan tertentu
2.      Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
3.      Dilakukan dengan cara non personal
4.      Disampaikan untuk khalayak tertentu
5.      Dalam menyampaikan pesan tertentu, dilakukan dengan cara membayar.
6.      Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu.

Penjelasannya adalah:
Ad. 1.  Adanya pesan tertentu.
                                    Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Tanpa pesan, iklan tidak akan berwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa tulisan, gambar atau bentuk apapun, bila di media radio, tidak akan terdengar suara apapun, bila di media televisi, tidak terlihat gambar dan suara apapun, maka ia tidak dapat disebut iklan karena tidak terdapat pesan.
Ad. 2.  Dilakukan oleh komunikator (sponsor).
                                    Pesan iklan ada karena dibuat oleh komunikator, sebaliknya, bila tidak ada komunikator, maka tidak akan ada pesan iklan. Dengan demikian, ciri sebuah iklan, adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh komunikator atau sponsor tertentu secara jelas komunikator dalam iklan dapat datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi bahkan negara.
Ad. 3.  Dilakukan dengan cara non personal.
                                    Dari pengertian iklan yang diberikan, hampir semua menyepakati bahwa iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara non personal. Non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka. Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media. (yang kemudian disebut dengan media periklanan).
Ad. 4.  Disampaikan untuk khalayak tertentu.
                                    Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditunjukan kepada khalayak tertentu. Dalam dunia iklan, khalayak sasaran cenderung bersifat khusus. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk diberikan kepada semua orang, melainkan kelompok target audience tertentu. Sasaran khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada dasarnya setiap kelompok khusus audience memiliki kesukaan, kebutuhan, keinginan, karakteristik dan keyakinan khusus. Dengan demikian, pesan yang diberikan dirancang khusus yang sesuai dengan target khalayak. Bilamana target audience diganti, maka sudah tentu akan mempengaruhi bentuk dan strategi iklan. Sebuah bentuk dan strategi pesan tunggal tidak cocok untuk diterapkan atau ditujukan pada semua khalayak.
Ad. 5.  Dalam penyampaian pesan tersebut.
dilakukan dengan cara membayar. Dalam kegiatan iklan istilah membayar sekarang ini harus dimaknai secara luas, sebab kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat  tukar  uang, melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu dan kesempatan. Misalnya, hendak mengadakan kegiatan seminar, dan event tersebut di iklankan di radio. Anda dapat tidak membayar, tetapi dapat dengan memberikan kesempatan kepada pengelola radio untuk memasang nama atau logonya sesuai dengan kesepakatan.
Ad. 6.  Penyampaian pesan tersebut mengharapkan dampak tertentu.
                                    Dalam  sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan semestinya merupakan pesan yang efektif. Artinya, pesan yang mampu menggerakkan khalayak agar mengikuti pesan iklan. Semua iklan pasti memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu di tengah khalayak.

a. Fungsi  iklan 
Iklan memiliki fungsi – fungsi pokok yang dapat berguna bagi kegiatan pemasaran. Iklan dapat dengan mudah di temukan dalam kehidupan sehari – hari. Iklan telah menjadi bagian yang sangat penting dalam bagi suatu perusahaan yang berupaya meningkatkan volume penjualannya.
Menurut Rendra Widyatama ( 2007 : 17 ) iklan memiliki tiga fungsi pokok, yaitu:
1.      Iklan mampu memberikan informasi
2.      Iklan mampu mengemban fungsi mempersuasi khalayak
3.      Iklan mampu mengemban fungsi mendidik khalayak
Penjelasannya adalah :
Ad. 1. Iklan mampu memberikan informasi
Bahwa iklan memberikan informasi – informasi yang berharga bagi khalayaknya. Informasi tersebut berupa pengenalan adanya produk, bagaimana cara menggunakan produk, dimana dan kapan produk dapat dibeli, dan sebagainya.
Ad. 2.  Iklan mampu mengemban fungsi persuasi khalayak.
Membujuk konsumen agar mengikuti apa yang disarankan dalam isi pesan iklan. Wujud persuasi yang diperlihatkan  dalam iklan dapat berupa membujuk agar  mencoba, membeli, memakai atau mengkonsumsi, menumbuhkan keyakinan terhadap produk tertentu, memelihara keyakinan terhadap produk, menciptakan, meningkatkan, dan mengembangkan permintaan terhadap produk, dan sebagainya.
Ad. 3.  Iklan mampu mengemban fungsi mendidik khalayak
Mengajarkan khalayak atau suatu konstruksi tertentu suatu yang diajarkan tersebut dapat berupa cara pemakaian, perakitan, pemasangan, penggunaan produk dan semacamnya.

  c.  Jenis – jenis iklan
Menurut  Rendra Widyatama ( 2007 : 102 ) berdasarkan tujuannya iklan dibagi menjadi:
1.      Iklan komersial
2.      Iklan layanan masyarakat
Penjelasannya adalah:
Ad. 1. Iklan  komersial
Iklan komersial sering disebut pula dengan iklan bisnis sebagaimana namanya, iklan komersial atau iklan bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya peningkatan penjualan. Produk yang ditawarkan dalam iklan ini sangat beragam baik barang, jasa, ide, keanggotaan organisasi, dan lain – lain.
Ad. 2.  Iklan  layanan  masyarakat.
Iklan  layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra baik dimata masyarakat.
           
Tujuan pembuatan iklan pada dasarnya sama, yaitu untuk mempengaruhi orang lain agar memiliki produk yang komunikator  tawarkan. Akan tetapi ada yang bersifat komersial maupun layanan masyarakat.
Iklan berdasarkan media  
 Perkembangan teknologi ikut mendorong perkembangan media iklan. Media iklan kini telah bermacam – macam. Media – media ini disesuaikan dengan kebutuhan dari komunikatornya.
          Menurut  Rendra Widyatama ( 2008 : 102 ) berdasarkan medianya iklan dibagi menjadi:
1.   Iklan  cetak
2.   Iklan  elektronik
Penjelasanya adalah:
Ad. 1. Iklan cetak.
Iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana maupun teknologi tinggi. Berbagai teknik cetak yang ada, misalnya dengan prinsip letterpress, photo lithography, photo gravure, sablon, inkjet, dan laser. Media yang digunakan dalam teknik cetak tersebut sangat beragam, mulai dari kertas, plat mental, kulit, plastik, kaca, kain, dan sebagainya. Iklan yang dibuat dengan menggunakan teknik cetak ini, pada akhirnya lebih populer disebut dengan nama sesuai dengan bentuk dan format media cetak. Beberapa bentuk iklan cetak yaitu: iklan cetak surat kabar, iklan cetak majalah, tabloid, iklan cetak baliho, iklan cetak poster, iklan leaflet, iklan spanduk, flyers, kemasan produk, stiker, balon udara, bus panel, dan berbagai iklan cetak lainya.
Ad. 2. Iklan  elektronik
                      Disebut  iklan elektronik karena media yang digunakan sebagai tempat dipasangnya pesan iklan adalah karena menggunakan media yang berbasis perangkat elektronik. Secara lebih spesifik, iklan elektronik dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu  iklan radio, iklan televisi, iklan film. Serta iklan yang dipasang dalam media jaringan atau internet, baik media cetak maupun media elektronik, harus dibuat secara baik agar dapat diterima oleh masyarakat, tujuan dari pembuatan iklan tersebut dapat dicapai sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.

Langkah – langkah dalam iklan 
Langkah – langkah dalam iklan dikenal dengan istilah 5m. Adapun langka – langka tersebut, antara lain:
-          Mission yaitu menetapkan tujuan dan sasaran iklan
-          Money yaitu menetapkan anggaran iklan.
Faktor –faktor  yang mempengaruhi periklanan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi periklanan menurut Basu Swastha dan Irawan ( 2005: 365 ) yaitu :
1.    Jenis produk
2.    Sifat pasar
3.    Keadaan persaingan

Keterangan :
1.  Jenis produk
Terdiri barang konsumsi dan barang industri.Periklanan dianggap sangat penting di dalam pemasaran barang konsumsi, karena memerlukan distribusi yang luas.
2.  Sifat pasar
Sifat pasar merupakan salah satu faktor penentu dalam periklanan, sifat pasar meliputi :
a.  Luas pasar secara geografis.
            Periklanan dapat ditentukan menurut batas – batas geografis yang jelas,    seperti pasar lokal, pasar nasional, pasar Internasional.
b.  Konsentrasi pasar
     Perusahaa yang memutuskan penjualannya pada satu kelompok pembeli saja akan mengadakan periklanan yang berbeda dengan perusahaan yang memusatkan penjualannya pada semua kelompok.
c.  Macam Pembeli
     Macam pembeli terdiri dari pembeli industri, konsumsi rumah tangga, dan pembeli lainnya.
3.  Keadaan persaingan
      Keadaan yang menggambarkan pengaruh dari upaya dan usaha yang dilakukan perusahaan lain yang menjual produk yang sama atau mempunyai aktivitas yang sama.


BAB III
3.1. PERILAKU KONSUMEN
Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek  yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Dibidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus – menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan untuk memahami konsumen dengan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan.
Pengertian  Perilaku Konsumen.
                   Perilaku  konsumen dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuatan keputusan, baik individu, kelompok, ataupun organisasi, yang  membuat keputusan – keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.
Menurut  Husein Umar ( 2005 : 49 ) mengatakan bahwa:
Perilaku konsumen adalah sebagai suatu tindakan yang langsung dalam, mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului penyusul tindakan tersebut.
Menurut Titiek Nurbiyati dan Mahmud Machfoeds (2005 : 54) mengemukakan bahwa:
Perilaku konsumen adalah cara konsumen merespon perbedaan ciri produk, harga, dan tingkat efektifitas pengaruh iklan perusahaan dibandingkan dengan iklan pihak pesaing.
    Menurut  Ristiyanti Prasetijo ( 2005 : 9 ) mengemukakan bahwa:
            “Perilaku Konsumen adalah suatu proses atau hubungan antara beberapa tahap yang saling mempengaruhi antara tahap perolehan, tahap konsumsi, tahap tindakan pasca beli.
                        Dari definisi diatas perilaku konsumen dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang langsung dalam, mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa.

3.2 Indikator Perilaku Konsumen
                        Dari definisi pendapat ahli diatas penulis menjadikan pendapat Husain Umar (2005:49) sebagai indikator dari perilaku konsumen.
1.      Tindakan konsumen dalam mendapatkan produk
2.      Tindakan konsumen dalam mengkonsumsi produk.
3.      Tindakan konsumen dalam menghabiskan produk.

      Penjelasannya :
      Ad 1. Tindakan konsumen dalam mendapatkan produk
Upaya ingin memiliki suatu produk yang diinginkan  dengan  cara mencari dan membeli produk tersebut.
      Ad 2. Tindakan konsumen dalam mengkonsumsi produk.
      Menggunakan, mengevaluasi
      Ad 3. Tindakan konsumen dalam menghabiskan produk.
Apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau  dikonsumsi.
     

3.3  Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
                             Menurut Philip Kotler ( 2007 : 214 ) mengemukakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1.    Faktor Kebudayaan ( Cultural Factors )
a.    Budaya
Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.
b.    Kelas sosial
Adalah sekelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan, jenjang, dan setiap anggota jenjang memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.
2.    Faktor Sosial ( Social Factors )
a.    Kelompok referensi
Adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
b.    Keluarga
Adalah suami istri dan anak-anak yang dapat memberikan pengaruh kuat terhadap perilaku konsumen.
c.    Peranan dan Status Kedudukan seseorang dalam tiap kelompok.
3.    Faktor Pribadi ( Personal Factors )
a.    Usia dan Daur hidup
Adalah ciri-ciri kepribadian yang dimiliki seseorang.
b.    Pekerjaan
Adalah jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi keputusan pembeli.
c.    Keadaan ekonomi
Adalah terdiri atas pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik kekayaan kemampuan meminjam dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan menabung.
d.   Gaya Hidup
Adalah pola hidup seseorang sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatan. Bagaimana perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari, ada yang sederhana, ada yang boros, dan ada pula yang pelit.
e.    Kepribadian dan konsep diri
Adalah ciri psikologis yang membedakan yang secara relatif, tetap dan bertahan dengan lingkungannya.

4.    Faktor Psikologis ( Psychological Factors )
a.       Motivasi
Adalah suatu dorongan yang cukup kuat yang mendesak untuk mengarahkan seseorang agar dapat memenuhi keputusan terhadap kebutuhan.
b.      Persepsi
Adalah penerimaan atau tanggapan seseorang terhadap suatu situasi.
c.       Belajar
Adalah penggambaran perubahan perilaku seseorang yang bersumber dari pengalaman.
d.      Keyakinan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut seseorang tentang sesuatu.
Sikap adalah penilaian kognitif yang baik atau tidak, perasaan emosional dan tentu terhadap beberapa objek atau gagasan.

3.3.   Modal, Sikap dan Perilaku
          Sikap dan perilaku konsumen juga merupakan bagian dari konsep perilaku konsumen yang lain. Untuk mengukur sikap dan perilaku konsumen dapat dilakukan dengan modal multiatribut. Salah satu modal sikap yang terkenal adalah modal sikap yang dibentuk seseorang terhadap objek tertentu.
                                    Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh konsistensi antara sikap dan perilakunya. Sehingga model fishbein ini memiliki dua komponen, yaitu komponen sikap dan komponen norma subyektif seperti yang dikemukakan,
                             Menurut Husein Umar (2005 :57 ) mengemukakan bahwa model sikap dan perilaku konsumen adalah :
a.      Komponen sikap
Komponen ini bersifat internal individu, ia berkaitan langsung dengan objek penelitian dan atribut-atribut langsungnya akan memiliki peranan yang penting dalam pengukuran perilaku, karena akan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan, dengan tidak dipengaruhi oleh factor eksternal.
b.     Komponen Norma Subyektif
Komponen ini bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengalihkan antara nilai kepercayaan normative individu terhadap atribut dengan motivasi bersetuju terhadap atribut tersebut. Kepercayaan normative mempunyai arti sebagai suatu kuatnya keyakinan normative seseorang terhadap atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap objek. Sedangkan motivasi bersetuju merupakan motivasi seseorang untuk bersetuju dengan atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya.

                        Dari pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen merupakan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa tersebut, yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
J.  Hubungan antara Merek dan Iklan Terhadap Perilaku Konsumen
Menurut Surachman S.A ( 2008 : 57 ) menyatakan bahwa:
Secara umum, jika sebuah produk gagal (merek dibawah harapan) perusahaan akan berusaha menemukan penyebeb kegagalan terhadap merek atau produk tersebut, jika kegagalan tersebut dikarenakan mutu produk itu sendiri.

Pernyataan ini sebuah merek dapat mencakup manfaat emosional dan manfaat ekspresi diri :
a.    Manfaat emosional berhubungan dengan kemampuan merek tersebut untuk membuat pembeli atau pengguna merek merasakan suatu pada saat proses pembelian sekaligus dapat dijadikan pengalaman.
b.    Manfaat diri akan terasa ada, ketika merek itu dapat memberikan gambaran diri orang yang dapat menyatakan citra pribadi tertentu”.

Menurut fandy tjiptono ( 2007 : 226 ) iklan adalah :

“Iklan adalah bentuk komunikasi yang tidak langsung,yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian”

Iklan dapat disimpulkan sebagai  cara untuk memperkenalkan produk atau jasanya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen, agar membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Sasaran iklan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap. Pembelian segera adalah tujuan dari pembuatan iklan terlepas bentuk apapun yang diambil. Karena itulah, kelihatannya lebih masuk akal ketika merencanakan suatu iklan untuk target pelanggan sehubungan dengan perilaku umum.
Oleh karena itulah merek dan iklan pada akhirnya akan menentukan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli produk-produk yang berkualitas, artinya apabila produk itu dianggap berkualitas oleh konsumen maka konsumen akan tetap mempertahankan dalam pembelian produk tersebut. Dan sebaliknya juga produk tidak berkualitas lagi, maka konsumen akan berpindah ke perusahaan lain.